Social Icons

Sabtu, 30 Juli 2016

Mengenang 40 Hari Wafatnya Kyai M. Masrokhan, Ponpes Durrotu Aswaja, Banaran, Unnes, Semarang

Alm. Kyai M. Masrokhan

Semarang – Ratusan jama’ah memadati Pondok Pesantren Durrotu Aswaja yang berada di Kompleks Kampus UNNES, Semarang pada Ahad sore (17/4) untuk mengenang 40 hari wafatnya Kyai bersahaja yang dicintai oleh masyarakat dan para santrinya, Kyai Muhammad Masrokhan. Kyai yang akrab disapa Abah Yai Masrokhan ini wafat pada bulan lalu, tepatnya pada Kamis sore, 10 Maret 2016.
Kegiatan diawali dengan ziarah bersama setelah sholat ashar dan disambung dengan dzikir, Yaasin, dan tahlil. Figur Abah Yai Masrokhan yang sangat bersahaja meninggalkan kenangan berharga bagi banyak orang. Terutama masyarakat sekitar dan para santri, tak terkecuali rektor Universitas Negeri Semarang. Dalam berbagai kegiatan universitas, dahulu Abah Yai seringkali diundang khusus oleh rektor untuk memimpin doa.
Hadir dalam acara 40 hari wafatnya Abah Yai Masrokhan, KH Ulil Albab Syaikhun dari Pendurungan Semarang, Kyai Thulab Syaikhun, Kyai Khamson, Ustadz Eko Haryanto, Ustadz Maulana Malik Ibrahim,dan para ulama berserta masyarakat lainnya.
Kyai Masrokhan merupakan pengasuh pondok Pesantren Durrotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Semarang. Beliau mendirikan pondok pesantren ditengah kampung Banaran yang mulai hiruk pikuk dengan adanya Universitas Negeri Semarang pada tahun 1993, dari tahun – ketahun santri terus bertambah hingga pada tahun ini telah ada 350an santri putra dan putri yang pada umumnya adalah mahasiswa Unnes.
Kepergian beliau 40 hari yang lalu sangat menyedihkan bagi setiap santri dan masyarakat. Ribuan santri, alumni, dan masyarakat mengiringi proses pemakaman pada Jumat pagi (11/3) lalu, dengan diiringi sholawat mereka berebut keranda di sepanjang perjalanan sebagai wujud bakti kepada kyai mereka. Pemandangan yang menggetarkan setiap orang yang melihatnya.
Farid N.R

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Diklik dan Suka/Like/Seneng

Pengikut

 

BANGUNLAH

Dimana Semua Bangsa

SUATU DUNIA

Hidup Dalam Damai

Dan Persaudaraan

Kita Harus Tau

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”

Pendapat untuk blog ini ?

 
Blogger Templates