Social Icons

Selasa, 03 Februari 2015

'Nasehat Sang Kyai' Untuk Felix Siauw Terkait Nasionalisme


Muslimedianews.com ~ Felix Siauw atau Felix Yanwar Siauw mungkin tidak asing didengar, khususnya bagi pengguna sosial media dan penggemar artis. Felix, seorang muallaf (mantan Katolik) yang aktif dalam sebuah kelompok transnasional yang anti-NKRI, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Figur Felix memang di blow-up oleh HTI sebagai ustadz dan motivator remaja guna menjaring generasi muda Islam dan kalangan awam agar menjadi anggota atau simpatisan mereka.

HTI adalah partai politik (parpol) yang bercita-cita memiliki kekuasaan / mendirikan negara sendiri yang mereka sebut sebagai Khilafah Islamiyah (versi An-Nabhani), tetapi tidak mengakui negara Khilafah versi lainnya seperti ISIS (di Irak), Khilafatul Muslimin (Indonesia), dan lainnya.

Demikian pula HTI tidak mengakui Nation State (negara bangsa) seperti Indonesia, dll. Bahkan menurut mereka, Indonesia adalah negara yang menganut sistemnya orang kafir. Mereka pun menentang paham Nasionalisme, paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air.

Sebagai syabab (anggota resmi) HTI, Felix pun memiliki pandangan yang sama yaitu anti terhadap Nasionalisme. Salah satu "fatwa" Felix yang cukup menyita perhatian, bahwa Nasionalisme tidak ada dalilnya dari sisi agama.

"membela nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya", kicau Felix melalui akun twitternya.

Inilah kesalahan fatal Felix, ia berupaya mempertentangkan Islam dengan Nasionalisme, bahkan menyebut pembelaan terhadap Nasionalisme tidak ada dalil dari sisi agama.

Hal itu tentu berbeda dengan pandangan para ulama yang justru berupaya menanamkan nasionalisme dan tidak mempertentangkannya dengan Islam. Memang, ada dua kutup terkait Islam dan Nasionalisme yaitu ada kelompok Islamis dan ada kelompok Nasionalis. Tetapi dengan kepiawaiannya, ulama mampu memadukan keduanya. Inilah yang dilakukan oleh NU sehingga nasionalisme tidak menjadi 'gersang' tetapi berlandaskan pada agama.

Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siraj pernah mengatakan, NU telah berhasil mengawinkan antara Agama dan semangat nasionalisme. NU telah memberikan sumbangsih dalam menentukan bentuk negara Indonesia; sebuah negara yang dijiwai nilai-nilai agama dan nasionalisme.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H As’ad Said Ali membedakan antara nasionalisme yang bertumpu pada nilai-nilai Islam dan nasionalisme yang sekuler. Hal itu yang membedakan dengan NU. Ia menegaskan bahwa rasa kebangsaan Nahdlatul Ulama tumbuh dan dilandasi nilai-nilai keagamaan pesantren. Hal inilah yang membedakan nasionalisme NU dengan nasionalisme sekuler.

NASEHAT 'SANG KYAI'
Dan berikut nasehat Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari terkait dengan Islam dan Nasionalisme. Beliau pernah mengatakan,

"Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari Agama, dan keduanya saling menguatkan"

Simak pula, kata-kata Mutiara Maulana Al-Habib Luthfi Bin Yahya Tentang Cinta Indonesia, lihat disini.

Dengan semangat nasionalisme juga, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Hasbullah pernah membentuk organisasi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916.

Oleh : Ibnu Manshur

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Diklik dan Suka/Like/Seneng

Pengikut

 

BANGUNLAH

Dimana Semua Bangsa

SUATU DUNIA

Hidup Dalam Damai

Dan Persaudaraan

Kita Harus Tau

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”

Pendapat untuk blog ini ?

 
Blogger Templates