Muslimedianews.com ~ Felix Siauw atau Felix Yanwar Siauw mungkin
tidak asing didengar, khususnya bagi pengguna sosial media dan penggemar
artis. Felix, seorang muallaf (mantan Katolik) yang aktif dalam sebuah
kelompok transnasional yang anti-NKRI, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Figur Felix memang di blow-up oleh HTI sebagai ustadz dan
motivator remaja guna menjaring generasi muda Islam dan kalangan awam
agar menjadi anggota atau simpatisan mereka.
HTI adalah partai politik (parpol) yang bercita-cita memiliki
kekuasaan / mendirikan negara sendiri yang mereka sebut sebagai Khilafah
Islamiyah (versi An-Nabhani), tetapi tidak mengakui negara Khilafah
versi lainnya seperti ISIS (di Irak), Khilafatul Muslimin (Indonesia),
dan lainnya.
Demikian pula HTI tidak mengakui Nation State (negara bangsa) seperti Indonesia, dll. Bahkan menurut mereka, Indonesia adalah negara yang menganut sistemnya orang kafir. Mereka pun menentang paham Nasionalisme, paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air.
Sebagai syabab (anggota resmi) HTI, Felix pun memiliki pandangan yang sama yaitu anti terhadap Nasionalisme. Salah satu "fatwa" Felix yang cukup menyita perhatian, bahwa Nasionalisme tidak ada dalilnya dari sisi agama.
"membela nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya", kicau Felix melalui akun twitternya.
Inilah kesalahan fatal Felix, ia berupaya mempertentangkan Islam dengan Nasionalisme, bahkan menyebut pembelaan terhadap Nasionalisme tidak ada dalil dari sisi agama.
Hal itu tentu berbeda dengan pandangan para ulama yang justru berupaya menanamkan nasionalisme dan tidak mempertentangkannya dengan Islam. Memang, ada dua kutup terkait Islam dan Nasionalisme yaitu ada kelompok Islamis dan ada kelompok Nasionalis. Tetapi dengan kepiawaiannya, ulama mampu memadukan keduanya. Inilah yang dilakukan oleh NU sehingga nasionalisme tidak menjadi 'gersang' tetapi berlandaskan pada agama.
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siraj pernah mengatakan, NU telah berhasil mengawinkan antara Agama dan semangat nasionalisme. NU telah memberikan sumbangsih dalam menentukan bentuk negara Indonesia; sebuah negara yang dijiwai nilai-nilai agama dan nasionalisme.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H As’ad Said Ali membedakan antara nasionalisme yang bertumpu pada nilai-nilai Islam dan nasionalisme yang sekuler. Hal itu yang membedakan dengan NU. Ia menegaskan bahwa rasa kebangsaan Nahdlatul Ulama tumbuh dan dilandasi nilai-nilai keagamaan pesantren. Hal inilah yang membedakan nasionalisme NU dengan nasionalisme sekuler.
NASEHAT 'SANG KYAI'
Dan berikut nasehat Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari terkait dengan Islam dan Nasionalisme. Beliau pernah mengatakan,
"Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari Agama, dan keduanya saling menguatkan"
Simak pula, kata-kata Mutiara Maulana Al-Habib Luthfi Bin Yahya Tentang Cinta Indonesia, lihat disini.
Dengan semangat nasionalisme juga, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Hasbullah pernah membentuk organisasi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916.
Oleh : Ibnu Manshur
Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2015/02/nasehat-sang-kyai-untuk-felix-siauw.html#ixzz3QdoWCETt
0 komentar:
Posting Komentar