Social Icons

Minggu, 06 Oktober 2013

Diskusi Kewirausahaan : Analisis Masalah dan Penyelesaiannya


SMK NEGERI 1 PURWOREJO
XII. TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK – B
Tahun Pelajaran 2013 – 2014


“Perencanaan Usaha Merupakan Faktor Penting Untuk Mencapai Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha”



            ANGGOTA KELOMPOK :

1.        Dwi Novia Prasetyo            (13)
2.      Farid Nur Rohman   (17)
3.      Imam Habib Ismail   (22)
4.     Yulianto Eko Prasetyo         (36)



KEWIRAUSAHAAN
DISKUSI KELOMPOK




SUSUNAN KELOMPOK


KETUA                      :           IMAM HABIB ISMAIL
SEKRETARIS           :           FARID NUR ROHMAN
ANGGOTA                :           1. DWI NOVIA PRASETYO
                                                2. YULIANTO EKO PRASETYO

KELAS                       :           XII. TITL – B
SEMESTER                :           GASAL / V
TAHUN                      :           2013/2014

 A.         PENDAHULUAN

            Tahu dan tempe merupakan makanan yang digemari masyarakat, baik masyarakat kalangan bawah hingga atas. Makanan yang dibuat dari bahan kedelai ini memang nikmat dan kaya akan gizi. Tempe dan tahu adalah makanan paling Indonesia, sebab selain mudah cara memasaknya, mudah pula mencarinya. Harganya pun terjangkau oleh siapa saja yang ingin membelinya.
Hampir setiap hari orang pasti makan tempe dan tahu. Dari anak kecil hingga dewasa tak pernah  lepas dari yang namanya tempe dan tahu Tempe dan tahu adalah makanan khas Indonesia. Banyak orang memasaknya dengan beraneka hidangan. Ada yang dibuat tempe dan tahu bacem, ada juga yang dibuat balado tempe dan tahu. Tinggal masalah selera saja. Tapi kebanyakan orang lebih suka digoreng hangat-hangat, karena mudah cara memasaknya, dan menghidangkannya.
Pembuatan tahu pada prinsipnya dibuat dengan mengekstrak protein, kemudian mengumpulkannya, sehingga terbentuk padatan protein. Cara penggumpalan susu kedelai umumnya dilakukan dengan cara penambahan bahan penggumpal berupa asam. Bahan penggumpal yang biasa digunakan adalah asam cuka (CH3COOH), batu tahu (CaSO4nH 2O) dan larutan bibit tahu (larutan perasan tahu yang telah diendapkan satu malam).
Secara umum tahapan proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
  • Kedelai yang telah dipilih dibersihkan dan disortasi. Pembersihan dilakukan dengan ditampi atau menggunakan alat pembersih.
  • Perendaman dalam air bersih agar kedelai dapat mengembang dan cukup lunak untuk digiling. Lama perendaman berkisar 4 - 10 jam.
  • Pencucian dengan air bersih. Jumlah air yang digunakan tergantung pada besarnya atau jumlah kedelai yang digunakan.
  • Penggilingan kedelai menjadi bubur kedelai dengan mesin giling. Untuk memperlancar penggilingan perlu ditambahkan air dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah kedelai.
  • Pemasakan kedelai dilakukan di atas tungku dan dididihkan selama 5 menit. Selama pemasakan ini dijaga agar tidak berbuih, dengan cara menambahkan air dan diaduk.
  • Penyaringan bubur kedelai dilakukan dengan kain penyaring. Ampas yang diperoleh diperas dan dibilas dengan air hangat. Jumlah ampas basah kurang lebih 70% sampai 90% dari bobot kering kedelai.
  • Setelah itu dilakukan penggumpalan dengan menggunakan air asam, pada suhu 50oC, kemudian didiamkan sampai terbentuk gumpalan besar. Selanjutnya air di atas endapan dibuang dan sebagian digunakan untuk proses penggumpalan kembali.
  • Langkah terakhir adalah pengepresan dan pencetakan yang dilapisi dengan kain penyaring sampai padat. Setelah air tinggal sedikit, maka cetakan dibuka dan diangin-anginkan.
Tempe merupakan hasil fermentasi kedelai, dan secara garis besar urutan proses pembuatan tempe adalan sebagai berikut :
  • Kedelai dimasak, setelah masak kedelai direndam 1 malam hingga lunak dan terasa berlendir, kemudian kedelai dicuci hingga bersih.
  • Kedelai dipecah dengan mesin pemecah, hingga kedelai terbelah dua dan kulit kedelai terpisah.
  • Kulit kedelai dipisahkan dengan cara hasil pemecahan kedelai dimasukkan ke dalam air, sehingga kulit kedelai mengambang dan dapat dipisahkan.
  • Kedelai kupas dicuci kembali hingga bersih, kemudian peragian dengan cara kedelai dicampurkan ragi yang telah dilarutkan dan didiamkan selama lebih kurang 10 menit.
  • Kedelai yang telah mengandung ragi ditiriskan hingga hampir kering, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Setelah fermentasi selama 2 hari diperoleh tempe.
 Dari hal – hal tersebut pastinya akan menimbulkan beberapa masalah yang dapat berakibat kerugian bagi pengusaha maupun bagi lingkungan dan juga konsumen. Permasalahan – permasalahan yang muncul harus disiasati dan diatasi dengan cara – cara yang tepat. Masalah – masalah tersebut yang menjadi bahan diskusi kelompok kami.


B.           PERMASALAHAN

1.      Harga bahan baku (kedelai) yang tidak stabil.
2.      Air limbah dari proses produksi yang mengganggu lingkungan
3.      Ampas tahu dan tempe yang berbau busuk
4.      Banyaknya pesaing



C.          PEMECAHAN MASALAH

1.    Harga Bahan Baku (Kedelai) Yang Tidak Stabil.

Jika harga sedang tinggi pastinya harga jual tahu dan tempe juga akan tinggi, namun harga yang tinggi seringkali membuat konsumen yang membeli tahu dan tempe berkurang sehingga jika tahu dan tempe tidak laku maka pengusaha akan rugi, untuk menghindari hal itu maka pemecahan yang dapat dilakukan adalah :
1.      Memperkecil Ukuran Tahu dan Tempe
Dengan kualitas yang sama baiknya dengan memperkecil ukuran tahu dan tempe serta dengan menjualnya dengan harga yang normal diharapkan konsumen tidak meninggalkan konsumsi tahu tempe.
2.      Mengganti kedelai impor dengan kedelai local
Kedelai yang banyak dipasaran sekarang ini adalah kedelai impor dari Amerika, karena kualitasnya yang bagus maka kedelai ini yang paling sering juga dijadikan bahan baku pembuatan tahu dan tempe, jikan harga melonjak maka alternative yaitu dengan memilih kedelai local sebagai bahan baku, dengan harga yang lebih murah, walaupun kualitas yang dihasilkan tidak sebaik menggunakan kedelai impor namun dengan ini kita tidak perlu untuk memperkecil ukuran
3.      Menambahkan ampas tahu yang masih baik pada pembuatan tempe.
Ampas sisa pembuatan tahu yang masih baik kita campurkan pada pembuatan tempe, sehingga bisa mengurangi penggunaan kedelai.


2.    Air Limbah Dari Proses Produksi yang Mengganggu Lingkungan
Limbah industri tahu-tempe dapat menimbulkan pencemaran yang cukup berat karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi. Dari beberapa hasil penelitian, konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam air limbah industri tahu-tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 - 10.000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, air limbah industri tahu-tempe merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potersial.
           Saat ini pengelolaan air limbah industri tahu-tempe umumnya dilakukan dengan cara membuat bak penampung air limbah sehingga terjadi proses anaerob. Dengan adanya proses biologis anaerob tersebut maka kandungan polutan organik yang ada di dalam air limbah dapat diturunkan. Tetapi dengan proses tersebut efisiesi pengolahan hanya berkisar antara 50 % - 70 % saja. Dengan demikian jika konsertarsi COD dalam air limbah 7000 ppm, maka kadar COD yang keluar masih cukup tinggi yakni sekitar 2100 ppm, sehinga hal ini masih menjadi sumber pencemaran lingkungan.
Suatu alternatif pengolahan limbah yang cukup sederhana adalah pengolahan secara biologis, yakni dengan kombinasi proses biologis "Anaerob-Aerob". Sistem ini pantas diterapkan pada pengolahan limbah yang banyak mengandung bahan-bahan organik. Limbah industri tahu/tempe merupakan salah satu jenis limbah yang banyak mengandung bahan-bahan organik.


3.    Ampas Tahu dan Tempe yang Berbau Busuk

Ampas tahu dalam bentuk aslinya dapat menimbulkan dampak atau permasalahan lingkungan, karena hasil degradasinya dapat menimbulkan persenyawaan yang berbau busuk jika ampas tahu tidak dimanfaatkan. Untuk itu agar ampas tahu perlu untuk dimanfaatkan, diantaranya yaitu :
·         Dimanfaatkan kembali untuk dibuat menjadi bahan makanan. (missal : taoco, kecap, tepung)
·         Dibuat tempe gembus
·         Dibuat menjadi makanan ternak
Ampas tempe hasil ikutan pengolahan tempe yang berasal dari bahan baku kacang kedelai adalah berupa kupasan kulit ari kedelai dan juga air rebusan. Ampas tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan / ternak.

4.    Banyaknya Pesaing

Konsumsi tahu dan tempe yang banyak dari masyarakat tentunya membuat banyak pula mendorong  orang untuk menjadi pengusaha tahu dan tempe. Kemungkinan terburuk bagi pengusaha tahu dan tempe adalah tidak laku karena kalah bersaing dengan produk lain. Untuk menghadapi banyaknya pesaing yang dapat dilakukan adalah :
·         Menjamin kualitas tahu dan tempe tetap pada kualitas terbaik dibanding yang lain
·         Memperluas pemasaran produk




D.          KESIMPULAN

Dalam menjalaknan usaha produksi tahu dan tempe sangat dibutuhkan perencanaan yang matang. Perencanaan produksi agar menghasilkan produk terbaik adalah yang harus fikirkan serta direncanakan terlebih dahulu, setelah itu kita juga harus memperhatikan dampak lingkungan dan juga limbah yang dihasilkan. Perencanaan penanganan lingkungan dan juga pemanfaatan limbah menjadi kewajiban selanjutnya. Pokok perencanaan terakhir yaitu perencanaan pemasaran yang tepat untuk bisa selalu menjadi pemenang dalam persaingan pasar. Selain perencanaan yang matang, perhitungan modal dan keuntungan juga menjadi perhatian utama.

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Diklik dan Suka/Like/Seneng

Pengikut

 

BANGUNLAH

Dimana Semua Bangsa

SUATU DUNIA

Hidup Dalam Damai

Dan Persaudaraan

Kita Harus Tau

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”

Pendapat untuk blog ini ?

 
Blogger Templates