MACAM-MACAM LAMPU LISTRIK
Berdasarkan jenis-jenisnya lampu dibedakan menjadi
beberapa kelompok antara lain :
1. Lampu Incandescent (Lampu Pijar)
2. Lampu Halogen
3. Lampu Fluorescent (Lampu TL)
4. Lampu Mercury
5. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)
6. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)
7. Lampu LED
1. Lampu Incandenscent (Lampu Pijar)
F
Karakteristik
Jenis lampu incandenscent ini biasa disebut lampu
pijar, lampu pijar akan memancarkan cahaya ketika ada arus listrik melewati
filamen kawat pijar pada lampu dan kemudian memanasi filamen tersebut.
Pembuatan lampu pijar juga didasarkan pada beberapa faktor, yaitu temperatur
filamen, campuran gas yang di isikan, efficacy (im/W), dan umur lampu. Tahanan
filamen tungsten akan semakin tinggi jika temperatur naik, sehingga kenaikan
tegangan akan mengakibatkan menaiknya tahanan yang juga akan terjadi sedikit
kenaikan arus yang mengalir. Tahanan filamen kira-kira seperempat belas dari keadaan
temperatur normal dalam keadaan dingin. Salah satu yang perlu diperhatikan
dalam karakteristik lampu pijar ini adalah pengaruh perubahan tegangan terhadap
lampu.
F
PrinsipKerja
Prinsip kerja dari lampu pijar tersebut adalah dengan
cara menghubung singkat listrik pada filamen carbon (C) sehingga terjadi arus
hubung singkat pada yang mengakibatkan timbul panas. Panas yang terjadi dibuat
hingga suhu tertentu sampai mengeluarkan cahaya,
F
Kontruksi
Jenis lampu ini lebih dikenal dengan sebutan lampu DOP,
termasuk juga lampu yang ditemukan pertama kali oleh Tomas Alva Edison.Lampu
incandescent terdiri atas beberapa bagian utama yaitu bulb atau bola lampu,
base lamp, dan filamen kawat pijar
a. Brass Base
Bentuk dari alat ini biasanya bulat spiral yang biasanya terbuat dari bahan
yang tahan panas agar tidak leleh jika di aliri arus listrik, dan bagian ini dirancang
untuk tahan terhadap korosi bahan ini berfungsi untuk menghubungkan lampu
dengan soket lampu/ fitting
b. Filament Stem Base
Bagian ini berfungsi sebagai pembungkus filament kawat, sebagai isolator, serta
sebagai pondasi dasar kawat filament, bagian ini terbuat dari kaca yang memiliki
ketahanan panas tinggi dan tidak mudah pecah.
c. Filament Stem
Berfungsi sebagai penopang posisi filamen kawat sehingga tetap tegak
berdiri, sehingga performa lampu tetap terjaga.
d. Lamp Gases
Gas murni yang yang digunakan utuk mengisi ruangan udara didalam tabung kaca,
biasanya di isi oleh gas aragon dn nitrogen, serta gas krypton yang berfungsi
sebagai penahan panas dalam tabung lampu.
e. Fimament Support
Bagian yang berfungsi sebagai penyangga filamen kawat agar tidak bersentuhan,
terdiri atas lima sampai enam kawat penyangga
Lampu incandescent terasa sangat panas karena
temperatur tabung umumnya mencapai 2700 kelvin, masa kerja lampu ini antara
750-2000 jam
F
Penggunaan
Lampu pijar digunakan berdasarkan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki,diantaranya :
i. Untuk penerangan yang membutuhkan pengontrolan cahaya (dimmer) dan ON/OFF
secara langsung, contoh tempat penggunaannya:
·
Panggung / show
·
Bioskop
·
Studio
·
Kamar tidur, dll
ii. Untuk penerangan yang membutuhkan variasi armatur dan warna sehingga memberi
suasana lebih menarik dan indah, misalnya di :
·
Ruang pertemuan / tamu
·
Dekorasi
·
Reklame
·
Pameran, dll
iii.
Untuk penerangan di ruangan,
misalnya :
·
Toilet
·
Gudang kecil, dll
F
Jenis - jenis Lampu Pijar
1) Lampu GLS
i. Lampu Bohlam Bening
iv.
Lampu Luster
ii. Lampu Argenta
v.
Lampu Bohlam Lilin
iii. Lampu Superlux
vi.
Lampu Bohlam Buram
2)
Lampu Reflektor
Berdasarkan
kontruksi reflektornya, lampu ini terdiri dari 3 jenis. Yaitu:
i.
Lampu reflektor pressed glass
Lampu reflector pressed glass ini reflektornya terbuat
dari gelas yang dipress sehingga tahan hujan. Lampu reflektor pressed bisa digunakan
untuk penerangan luar (outdoor), misalnya lampu sorot di taman. Lampu ini tersedia
dalam daya 100W,125W,150W dan 300W
ii.
Lampu reflector
blown bulb
Lampu reflector blown bulb ini reflektornya terbuat
dari gelas biasa dan tipis. Lampu ini hanya digunakan untuk penerangan dalam
(indoor),misalnya sebagai lampu sorot di panggung. Lampu reflektor blown bulb tersedia
dengan daya 25W,40W, 60W, 75W, 100W, 150W dan 300W.
iii.
Lampu disco
Lampu disco ini reflektornya terbuat sedemikian rupa
sehingga sesuai untuk penerangan disko. Lampu disco ini hanya tersedia dalam wattase
40W.
2. Lampu Halogen
F
PrinsipKerja
Lampu halogen termasuk dalam kelompok lampu pijar, sebab prinsip kerja lampu
halogen adalah karena memijarnya filament. Lampu ini dibuat untuk mengatasi
masalah ukuran fisik dan struktur yang dihadapi lampu pijar dalam pengunaannya
untuk lampu sorot, lampu ”sideprojector”, dan lampu ”film projector”. Dalam
bidang-bidang ini dibutuhkan ukuran bohlam yang sekecil-kecilnya sehingga
sistem pengontrolan arah dan pemfokusan cahaya dapat dilakukan dengan lebih
presisi. Hal ini berarti kaca bohlam harus berada pada temperatur tinggi dimana
menyebabkan bohlam lampu menghitam akbat tungsten yang berevaporasi. Kesulitan
ini dapat diatasi dengan penambahan halogen ke dalam bohlam lampu,proses
kerjanya disebut Tungsten Halogen Regenerative Cycle (Siklus
regenaratif tungsten halogen). Elemen-elemen halogen itu sendiri terdiri
dari iodine, bromine, fluorine, dan chlorine. Iodine dan bromine adalah gas
yang digunakan sebagai gas tambahan terhadap gas normal (argon dan nitogen)
dalam produksi lampu-lampu halogen, sehingga lampu halogen juga disebut sebagai
lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp)
Keterangan
Gambar :
1. Terlihat gas
halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas halogen
(butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten (butir hitam) yang kemudian
menghasilkan halida tungsten.
2. Pada saat
filamen tungsten membara, tungsten akan menguap.
3. Gas halogen
mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika halidatersebut
menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali
terpecah dimana gas halogen kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat
pada filamen.
4. Siklus ini
berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur
lampu yang panjang.
F Kontruksi
i.
Bohlam Dikarenakan dinding bohlam dengan filament
dekat, maka dinding bohlam akan berada pada temperatur tinggi (minimal 75 ºC).
Oleh karena itu, bohlam harus terbuat dari bahan tahan panas, biasanya berupa
quartz atau silika. Disamping bohlam lampu yang harus dibuat bahan tahan panas,
juga kaki dan penyokong filamen. Kaki lampu halogen terbuat dari porselin yang
juga berupa bahan penyekat
ii.
Filament dan Penyokong Bahan filament yang digunakan
untuk lampu halogen sama dengan bahan filament yang digunakan pada lampu pijar,
yaitu tungsten. Filamen ini harus bekerja pada temperatur antara 2600 ºC sampai
3000 ºC untuk membuat gas halogen berfungsi dalam mencegah terjadinya
penghitaman pada dinding bohlam lampu. Filamen membutuhkan penyokong dalam
bohlam karena kontruksinya yang sedemikian rupa sehingga filamen tetap dalam
keadaan posisi lurus dalam bohlam. Biasanya penyokong juga terbuat dari
tungsten yang sama dengan bahan filamennya sendiri
F
Jenis lampu
i.
Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen
Lamp)
Lampu ini biasa dipakai untuk lampu sorot, baik indoor
maupun outdoor. Dan tersedia dengan daya 200 W sampai 3000 W. Lampu ini hanya
untukpemasangan pada posisi horizontal
ii.
Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen
Lamp)
Lampu ini digunakan untuk penerangan di dalam ruangan
(indoor). Dapat dipasang dalam posisi sembarang
F
Armatur
Armatur untuk lampu halogen ini dapat digunakan untuk penerangan indoordan
outdoor, ukurannya tergantung dari wattase lampu yang dipasang di
dalamnya.Misalnya ukuran armatur lampu halogen 500 W tidak akan sama dengan
ukuran armatur untuk lampu halogen 1000 W dikarenakan perbedaan ukuran panjang bohlam.
Bentuk armatur lampu halogen jenis berujung ganda untuk lampu sorot diperlihatkan
oleh gambar di bawah ini.
F
Penggunaan
Lampu halogen banyak digunakan di panggung (Stage Lighting) ataupun studio untuk
lampu sorot. Hal ini didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh lampu halogen
yang dimana pengaturan cahayanya (dimmer) lebih mudah dilakukan dan ON/OFF
dapat secara langsung, disesuaikan dengan kebutuhan sistem penerangan panggung
/ studio yang diinginkan. Lampu halogen juga digunakan untuk penerangan yang
memerlukan fisik lampu yang lebih kecil tetapi dengan fluks cahaya yang tinggi
(landasan pacu kapal terbang). Dengan alasan yang sama lampu halogen juga
banyak digunakan sebagai lampu proyektor dalam “overhead projector”, lampu depan
mobil, dll
3. Lampu Floresen(TL)
F
PrinsipKerja
Lampu floresen atau lebih dikenal dengan istilah lampu TL, sudah dikembangkan
sejak tahun 1980, lampu ini bekerja menggunakan gas flour
Untuk menghasilkan
cahaya, dimana energi listrik akan membangkitkan gas di dalam tabung lampu sehingga
akan timbul sinar ultra violet. Sinar urtra violet itu akan mebangkitkan
phosphors yang kemudian akan bercampur mineral lain yang telah dilaburkan pada
sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan menimbulkan cahaya. Phosphors
dirancang untuk meradiasi cahaya putih, sehingga sebagian besar model jenis
lampu ini berwarna putih.
F
Kontruksi
Kontruksi tabung lampu fluoresen ini terdiri dari gelas dimana dinding
bagian dilapisi serbuk phosphor sehingga tabung kelihatan berwarna putih susu.
Bentuktabung lampu fluoresen ada yang memanjang dan melingkar. Panjang tabung
lampu bervariasi tergantung besar daya, mulai dari panjang 35 cm untuk yang 10
W sampai yang panjangnya 150 cm untuk 65 W. Pada kedua ujung tabung dipasang
filamen tungsten yang dilapisi suatu bahan yang dapat beremisi, biasanya
terdiri dari barium, strontium, dan calcium. Untuk lampu tabung (Discharge
Lamps) filamen ini disebut juga elektroda, karena salah satu dari filamen harus
berfungsi sebagai katoda dan yang lainnya anoda. Ke dalam tabung dimasukkan
merkuri dan gas argon, yang dimana merkuri akan berfungsi untuk menghasilkan
radiasi ultra violet. Sedangkan gas argon berfungsi untuk keperluan start.
Kontruksi tabung
lampu fluoresen Rangkaian lampu TL
Kontruksi tabung lampu fluoresen
Rangkaian lampu TL
F
Armatur
Berdasarkan arah cara pemasangannya, armatur lampu fluoresen dibagi menjadi
2 macam. Pertama, armatur yang terpasang langsung pada plafon (surface mounted).
Yang berarti lampu fluoresen beserta armaturnya merupakan bagian dari plafon.
Kedua, armatur lampu yang digantungkan, dimana tinggi lampu dari bidang kerja
dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan.Banyaknya tabung lampu dalam
setiap armatur bervariasi, mulai dari satu tabung sampai dengan empat tabung.
Beberapa jenis armatur lampu fluoresen dapat dilihat dari gambar berikut :
I. Dengan satu tabung terbuka IV. Dengan satu tabung tertutup
II. Dengan dua tabung terbuka V. Dengan dua tabung tertutup
III. Dengan satu tabung terbuka Vi. Dengan dua tabung
ke bawah
F
Penggunaan
Penggunaan lampu fluoresen didasarkan pada kelebihan-kelebihannya, yaitu warna
cahaya yang lebih menarik, efficacy yang tinggi dan umur yang panjang. Karena
itu lampu fluoresen banyak digunakan untuk penerangan yang memerlukan ketiga
aspek tersebut, misalnya toko, kantor, sekolah, industri, rumah sakit, atau bahkan
untuk penerangan jalan kecil di perkampungan.
4. Lampu Mercury
F
PrinsipKerja
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen,yaitu
cahaya yang dihasilkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (electron discharge)
didalam tabung lampu.
F
Kontruksi
Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam (arc tube) dan tabung
luar atau bohlam (bulb). Lampu merkuri dengan bohlam bentuk elips cocok bila digunakan
untuk penerangan bidang kerja (down ward lighting) di industri dimana situasi
kerja berdebu.
F
CaraKerja
Lampu merkuri terdiri dari tabung dalam dan tabung luar. Tabung dalam di isi
merkuri untuk menghasilkan radiasi ultra violet dan gas argon yang berfungsi
untuk keperluan start. Sedangkan bohlam luar berfungsi sebagai rumah tabung dan
menjaga kestabilan suhu di sekitar tabung. Lampu merkuri ini bekerja pada
faktor daya yang rendah, oleh karena itu harus menggunakan kapasitor untuk
memperbaiki faktor daya lampu.
F
Armatur
Bentuk armatur lampu merkuri tergantung jenis penggunaan lamnpu yang bersangkutan.
Armatur untuk penerangan jalan berbeda dengan armatur untuk penerangan industri
dan seterusnya.Berdasarkan jenis penggunaannya, armatur lampu merkuri dapat
dibagi menjadi 4 kelompok :
i. Armatur penerangan jalan ii. Armatur penerangan industri
iii. Armatur
penerangan taman iv. Armatur
penerangan sorot
F
Jenis Lampu Mercury
i.
Lampu merkuri fluoresen
ii.
Lampu merkuri reflektor
iii.
Lampu merkuri blendedi
iv.
Lampu merkuri halide (Metal Halide
Lamp)
5. LampuSodiumTekananRendah(SOX)
F
PrinsipKerja
Lampu SOX ini termasuk dalam kelompok lampu tabung (discharge lamp). Oleh
karena itu, prinsip kerja lampu ini sama dengan prinsip kerja lampu tabung lainnya.
Yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan elektron (electron discharge) dalam tabung
gas (arc tube). Tujuan dibuatnya lampu sodium tekanan rendah adalah untuk mencapai
efficacy yang setinggi-tingginya, yaitu sampai 200 lm/watt.
F
Kontruksi
Tabung dalam berbentuk U dan di kedua ujungnya terpasang elektroda yang biasanya
terdiri dari filamen tungsten. Untuk menjaga dinding tabung dari kerusakan akibat
tekanan uap sodium maka tabung gas dibuat dari gelas ”lime borate” khusus yang
tahan terhadap tekanan uap sodium. Ke dalam tabung gas dimasukka ncampuran gas
argon dan neon, dan logam murni sodium. Gas argon dan neon dimaksudkan untuk
keperluan penyalaan awal, sedangkan logam sodium dimaksudkan untuk menghasilkan
cahaya kuning.
F
CaraKerja
Jika rangkaian lampu dihubungkan terhadap sumber arus bolak-balik, maka arus
akan mengalir melalui ballast dan seterusnya ke lampu. Pada saat yang samaargon
dan neon yang ada dalam tabung gas akan bekerja untuk menaikkan temperatur
dalam tabung gas, dalam tahap ini lampu akan mengeluarkan cahaya kemerah-merahan.
Setelah beberapa menit, panas dalam tabung gas akan mencapai temperatur
tertentu sehingga sodium yang ada dalam tabung gas akan berubah menjadi uap
(vapour). Dengan demikian pelepasan elektron yang terjadi melalui uap sodium
akan menghasilkan cahaya yang sebenarnya, yaitu cahaya kuning.
F
Armatur
Karena karakeristik lampu sodium tekanan rendah sedemikian rupa, warna cahaya
kuning, posisi pemasangan harus horizontal, dan bentuk tabung yang memanjang,
maka praktis lampu ini hanya sesuai untuk penerangan jalan Armatur penerangan
jalan mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu intensitascahaya yang dipancarkan
ke samping kiri dan kanan adalah lebih besar daripada kebawah. Hal inilah yang
memungkinkan pemasangan lampu jalan dapat menempuh jarak yang cukup jauh
yaitu 40-60 m.Setiap armatur dapat berisikan lebih dari satu lampu tergantung
jenis armaturnya. Umumnya, peralatan bantu lampu seperti ballast, starter atau
ignitor,dan kapasitor perbaikan faktor daya ditempatkan di dalam armatur. Berikut
contoh gambar armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX)
F
Penggunaan
Alasan utama untuk penggunaan lampu SOX adalah penghematan enrgi listrik
dan jika colour rendering tidak menjadi masalah. Lampu SOX mempunyai efficacy
sampai 200 lm/watt, sedangkan lampu pijar hanya12 lm/watt dan lampu merkuri
yang memiliki efficacy sampai 90 lm/watt. Jadi, lampu ini dapat menghemat energi
listrik dari pada lampu lainnya karena memiliki efficacy yang paling tinggi. Kelebihan
lain lampu SOX adalah mempunyai umur yang panjang sampai 12.000 jam, tingkat
kesilauan rendah, ketajaman penglihatan (visual acuity) baik, dan juga dalam situasi
berkabut atau musim hujan cahaya lampu SOX ini akan lebih dapat menembus
dibandingkan cahaya lampu-lampu listrik lainnya. Sehingga pilihan utama untuk
penerangan jalan pada daerah berkabut atau berhujan adalah lampu sodium tekanan
rendah (SOX). Sedangkan warna objek yang disinari lampu SOX ini akan berwarna
kuning atau hitam, hal inilah yang yang menjadi kekurangan lampu ini sehingga
tidak digunakan untuk penerangan yang memerlukan colour rendering yang baik. Berdasarkan
kelebihan-kelebihan dan kekurangannya, maka lampu sodium tekanan rendah sesuai
digunakan untuk penerangan jalan-jalan bebas hambatan, jalan-jalan utama menuju
luar kota, dan sejenisnya yang tidak mengutamakan colour rendering, dan
khususnya pada daerah-daerah yang berkabut dan berhujan.
6. Lampu SodiumTekananTinggi
(SON)
F
Prinsip Kerja
Lampu sodium tekanan tinggi sering juga disebut lampu
SON. Prinsip kerjanya sama dengan prinsip kerja lampu sodium tekanan rendah,
yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan elektron di dalam tabung lampu. Sesuai
dengan namanya, lampu ini mempunyai tekanan gas di dalam tabung kira-kira 1/3
atmosper (250mm merkuri), dibandingkan dengan tekanan gas dalam lampu sodium
tekanan rendah yang kira-kira hanya 3-10 mm merkuri. Disamping itu, temperatur
kerja tabung lampu sodium tekanan tinggi juga lebih tinggi.
F Kontruksi
Lampu sodium
tekanan tinggi terdiri dari dua tabung, yaitu:
i. Tabung Gas
(arctube)
Terbuat dari
bahan yang tahan terhadap tekanan uap sodium yang harus bekerja pada temperatur
tinggi, misalnya stellox ke dalam tabung gas dimasukkan sodium, merkuri yang
berfungsi untuk menaikkan tekanan gas dan tegangan kerja lampu sampai batas
tertentu, dan xenon untuk keperluan gas start.
ii. Bohlam
(bulb)
Terbuat dari
gelas yang sama sekali terpisah dari udara luar yang berfungsi untuk mencegah
tabung gas terhadap kerusakan akibat bahan kimia dan juga berfungsi untuk
mempertahankan kekonstanan temperatur tabung gas.
F
CaraKerja
Lampu ini tidak mampu distart dengan tegangan nominal 220 Volt, maka dibutuhkan
tegangan tinggi dan frekuensi tinggi sesaat. Gas xenon terionisasi untuk memulai
terjadinya pelepasan elektron dalam tabung gas sampai mencapai temperatur kerja
yang dibutuhkan. Periode pemanasan ini dapat berlangsung hinggakira-kira 10
menit karena tekanan uap merkuri sodium awalnya sangat rendah sekaliyang tidak
dapat menjadikan pelepasan elektron dalam tabung gas. Setelah lampu bekerja
normal, merkuri tidak akan tercapai yang menjadikan merkuri memancarkan cahaya.
Lampu sodium tekanan tinggi mempunyai dua jenis starter, yaitu
starter jenis ”snap” yang bekerja berdasarkan panas yang terdiri dari
bimetal dengan kontak tertutup dan sebuah kumparan pengontrol temperatur
bimetal, dan starter jenis”solid state” adalah start lampu lebih dapat
dipercaya dan dapat secara langsung, baik penyalaan awal maupun penyalaan
kembali.
F
Armatur
Jenis armatur lampu sodium tekanan tnggi sesuai dengan
jenis penggunaannya, misalnya armatur penerangan jalan, armatur penerangan
industri, armatur penerangan sorot, dll. Untuk penggunan yang sama, bentuk dan
konstruksiarmatur lampu sodium tekanan tinggi sama dengan armatur lampu
merkuri. Hal inidapat terjadi karena bentuk lampu sodium tekanan tinggi sama
dengan bentuk lampu mercury.
i. Armatur penerangan industri ii.
Armatur penerangan jalan
iii. Armatur penerangan sorot
F
Penggunaan
Penggunaan lampu sodium tekanan tinggi didasarkan pada sifat-sifat yang dimilikinya.
Lampu ini memiliki efficacy yang tinggi (90-120 lm/watt), umur yang tinggi
(12.000-20.000 jam), tetapi mempunyai colour rendering yang kurang baik (CRI
hanya 26). Oleh karena itu, lampu sodium tekanan tinggi digunakan untuk penerangan
jalan.Karena colour rendering lampu sodium tekanan tinggi kurang baik dimana perubahan
warna objek yang disinari sangat besar dan warna cahayanya (colour appearance)
putih keemasan (yellowish) yang kurang memberi keindahan, maka penggunaan
lamnpu ini untuk penerangan jalan yang berpenghuni kurang sesuai.Tetapi sesuai
digunakan untuk penerangan jalan bebas hambatan, jalan utama, jalan menuju luar
kota, penerangan “highmast” untuk jalan besar atau persimpangan jalanbertingkat
, dll yang tidak menuntut colour rendering yang baik.
F Jenislampu SON
i.
Berbentuk elipsii
ii. Berbentuk
tubular
7. Lampu Light
Emitting Diode (LED)
F
Prinsipkerja
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah
dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi
penuh, atau di-dop, dengan ketidak murnian untuk menciptakan sebuah struktur
yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan - elektron dan lubang mengalir ke
junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan
lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam
bentuk photon. Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena
itu warnanya, tergantungdari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n
junction. Sebuah dioda normal,biasanya terbuat dari silikon atau germanium,
memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk
sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak,
dan ultraungu dekat.
LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial
menggunakan substratgalium nitrida yang ditemukan oleh Shuji
Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat
dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk
menciptakan cahaya putih. LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat
dengan cara melapisi substratgalium nitrida (GaN) dengan fosfor kuning. Karena warna kuning merangsang penerima
warna merah dan hijau di mata manusia, kombinasi antara warna kuning dari
fosfor dan warna biru dari substrat akan memberikan kesan warna putih bagi mata
manusia. LED putih juga dapat dibuat dengan
cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau disubstrat ultra
violet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu fluoresen. Metode
terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan
tidak menggunakan fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat seng selenida yang dapat memancarkan cahaya biru dari
area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu sendiri.
Lampu LED termurah mulai Rp 20rb, cek www.lampuutama.com
BalasHapus